Nama : Lukman
Nazaruddin
NPK :
K.2013.5.32496
Latar Belakang dan Definisi
Teori permainan adalah
suatu bentuk pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan
konflik antara berbagai persaingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa
proses pengambilan keputusan dari situasi persaingan yang berbeda dan
melibatkan dua atau lebih kepentingan. Kepentingan kepentingan yang bersaing
dalam permintaan disebut players. Pengertian diatas memberikan anggapan bahwa
setiap pemain yang terlibat di dalam permainan mempunyai kemampuan dan
kebebasan untuk mengambil keputusan secara rasional.
Teori permainan ini
awalnya dikembangkan oleh seorang ahli matematika perancis yang bernama Emile
Borel pada tahun 1921. Yang selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh John Van
Neemann dan Oskar Morgenstern sebagai alat untuk merumuskan perilaku ekonomi
yang bersaing. John Van Neemann dan Oskar Morgenstern mengungkapkan bahwa,“Permainan
terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua
sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk
memaksimalkan kemenangan sendiri atau pun untuk meminimalkan kemenangan lawan.
Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain,
sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan
sejumlah kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi.”
Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa, teori bermain adalah merupakan suatu teori yang
mengedepankan konsep konsep dalam suatu permainan sebagai landasan. Dimana
didalam permainan terdapat peraturan, yang secara langsung mampu menciptakan
situasi bersaing dan digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam suatu
aktivitas, dimana setiap pemain didalamnya sama-sama mencapai utilitas tertinggi.
Ketentuan dalam Teori Permainan
Pada dasarnya, dalam teori permainan yang ditekankan ialah bagaimana pemain
mampu menciptakan suatu strategi di dalam suatu situasi persaingan. Strategi
yang kuat di dalam teori permainan ini adalah strategi yang optimal, strategi
yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal ataupun kerugian seminimal
mungkin, jika mengalami kerugian. Didalam teori permainan dikenal dua
karakteristik strategi yaitu :
Strategi Murni (Pure Strategy Game)
Strategi yang optimal di
dalam straregi murni adalah strategi tunggal, yaitu melalui aplikasi criteria
maximin dan minimax. Nilai yang dicapai harus merupakan maksimum dari minimax
baris dan minimum dari minimax kolom. Titik ini disebut titik pelana (saddle
Point).
Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam
kasus berikut :
Dua buah perusahan yang
memiliki produk yang relatif sama, selama ini saling bersaing dan berusaha
untuk mendapatkan keuntungan dari pangsa pasar yang ada. Untuk keperluan
tersebut, perusahaan A mengandalkan 2 strategi dan perusahaan B menggunakan 3
macam strategi, dan hasilnya terlihat pada tabel berikut ini.
1.
Langkah pertama
Untuk pemain baris (perusahaan A), pilih nilai yang paling kecil untuk
setiap baris. Pada table diatas, baris pertama memiliki nilai terkecil “1” dan
baris kedua memiliki nilai terkecil “4”. Selanjutnya dari dua nilai tersebut,
pilih nilai yang paling baik atau besar yakni “4”.
2.
Langkah kedua
Untuk pemain kolom
(perusahaan B), pilih nilai yang paling besar untuk setiap kolomnya, sehingga
didapatkan angka “8” untuk kolom pertama, “9” untuk kolom kedua dan “4” untuk
kolom ketiga. Dari beberapa langkah diatas didapaykan angka “4” sebagai nilai
permainan (saddle point) sehingga tercipta strategi yang optimal.
Hasil optimal di atas, dimana
masing-masing pemain memilih nilai 4 mengandung arti bahwa pemain A meskipun
menginginkan keuntungan yang lebih besar, namun A hanya akan mendapat
keuntungan maksimal sebesar 4, bila ia menggunakan strategi harga mahal (S2).
Sedangkan pemain B, meskipun menginginkan kerugian yang dideritanya adalah
sekecil mungkin, namun kerugian yang paling baik bagi B adalah sebesar 4, dan
itu bisa diperoleh dengan merespon strategi yang digunakan A dengan juga
menerapkan strategi harga mahal (S3).
Strategi Campuran
Strategi campuran dilakukan apabila
strategi murni tidak mampu menyelesaikan memberikan pilihan strategi yang
optimal bagi masing masing pemain atau perusahaan. Dalam strategi ini seorang
pemain atau perusahaan akan menhggunakan campuran lebih dari satu
strategi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Penerapan Teori Permainan
Dalam aplikasi bisnis,
teori permainan menyerupai Decision of Tree dalam tujuannya untuk mencapai
keputusan yang terbaik. Namun kelebihan dari penerapan teori permainan ini
adalah, di dalam teori permainan memperhitungkan langkah yang akan diambil oleh
pemain lainnya.
Didalam kehidupan
bisnis, setiap pebisnis pasti akan selalu memikirkan rencana baru secara
strategis untuk menentukan tujuan yang mencapai payoff tujuannya. Namun tidak
selalu apa yang direncanakan akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan,
jika pebisnis yang lain junga mengambil langkah yang sama, sehingga
memungkinkan rencana yang dibuat menjadi tidak bekerja sama sekali.
Dalam aplikasi bisnis,
Game Theory hampir sama dengan Decision Tree dalam tujuannya untuk menentukan
keputusan terbaik, hanya saja Game Theory memperhitungkan langkah yang akan
diambil oleh pemain lainnya ( non-parametric ). Seperti kita ketahui, setiap
pemain bisnis pasti selalu memikirkan rencana baru yang strategic untuk
mencapai payoff tujuannya. Masalahnya adalah, ketika pemain lainnya juga
mengambil rencana yang sama maka rencana yang awalnya strategic dapat menjadi
tidak bekerja sama sekali atau bahkan merugikan. Parahnya lagi, ini berlaku
bagi semua pemain didalamnya.
Teori permainan juga
berlaku di dalam musyawarah untuk mufakat yang merupakan suatu cara dalam
mencapai kebaikan bersama, dalam rangka memperoleh pay off yang terbaik bagi
kedua belah pihak. Musyawarah adalah salah satu ciri dari solusi yang
menawarkan “win-win solution” dimana semua pihak merasa puas dengan keputusan
yang diambil. Dengan teori permainan maka tidak terjadi pengambilan keputusan
secara sepihak yang membuat pay-off akan terasa tidak rata, dimana salah satu
akan mengalami keuntungan sedangkan pihak lain mengalami kerugian. Lewat
musyawarah maka kotak-kotak sependapat ataupun tidak sependapat akan diusahakan
untuk ‘digeser’ ke arah kesepakatan antara dua pihak.
Harus diingat disini,
bahwa hasil dari musyawarah merupakan sebuah kesepakatan, maksudnya adalah
persetujuan antar 2 belah pihak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
musyawarah adalahbukan, sependapat atau tidak sependapat. Akan tetapi, kelompok
kami pada tulisan ini lebih menekankan persetujuan yang dibuat karena lebih ke
masalah teknis.
sumber :